Tugas 8 Ilmu Budaya Dasar
Nama : Ahmad Zakaria
NPM : 57415571
Kelas : 1IA26
Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari
kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
meruapakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar dalam kecemasan.
Kegelisahan merupakan
salah satu ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau
kegelisahan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat
disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang
diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli
psikonalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia, yaitu:
1) Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang
kenyataan adalah perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dari
luar. Pengalaman bagaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat
bawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk
menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda-benda tertentu
atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Sebagai contoh: Jika ada
seseorang yang takut kegelapan, tiba-tiba listrik di rumahnya padam
pada malam hari dan menyebabkan gelap disekeliling , maka kecemasan
akan mencekam seseorang itu.
2) Kecemasan Neorotik
(syaraf)
Kecemasan ini timbul
karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah, menurut Sigmund
Freud, dibagi menjadi 3, yakni :
Kecemasan yang timbul
karena penyesuaian diri dan lingkungannya. Kecemasan timbul karena
orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut pada id-nya
sendiri, sehingga menekan ego. Contohnya Bila ada satu keluarga dan
keluarga tersebut pindah dikarenakan sang ayah diberitahu oleh kepala
perusahaanya bahwa ia akan pindah kerja bulan depan ke kota lain.
Sehingga satu keluarga harus pindah. Satu keluarga nampak gelisah
karena tinggal ditempat yang lama ia sudah betah, dan membayangkan
betapa sulitnya mereka untuk berkomunikasi lagi dengan tetangga baru
mereka.
Bentuk ketakutan yang
tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adlah bahwa
intensitet ketakutan melebihi proprsi yang sebenarnya dari obyek yang
ditakutkan. Contoh : Bila seorang gadis takut memegang benda yang
terbuat dari karet, Ia tidak mengetahui menyebab ketakutan tersebut.
Setelah dianalisis ketika masih kecil gadis tersebut dihukum oleh
ayahnya dikarenakan berebut balon dengan saudaranya. Hukuman yang
didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon
karet.
Rasa takut lain ialah rasa
gugup, gagap, dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba
tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseoarang dari
kecemasan neorotis. Contoh : Seseorang yang tidak bisa tampil didepan
umum maka bila disuruh tampil didepan umum, orang tersebut akan
gelisah dan hilang keseimbangan.menjadikan kepanikan yang bisa
menyebabkan gemetar yang berlebihan.
3) Kecemasan Moril
Kecemasan ini disebabkan
karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki macam-macam emosi
antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa
kurang. Sifat-sifat yang speperti ini adalah sifat terpuji, bahkan
membuat takut, cemas, dan putus asa.
Contoh : Bila ada
seseoarang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya
ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak
berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih
dinilai sebagai lawan. Dengan demikian ketidakmampuannya menyamai
kawan-kawannya menimbulkan kecemasan moril.
Sebab- sebab Orang Gelisah
Ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan orang-orang menjadi gelisah. Diantaranya :
- Panik, adalah sebuah perasaan dari ketakutan dan kecemasan. Panik merupakan ketakutan dan kecemasan yang terjadi secara mendadak dari sebuah peristiwa yang terjadi. Rasa panik dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Dengan adanya rasa panik otomatis timbulnya perasaan tidak tenang dan mengakibatkan seseorang menjadi gelisah.
- Kesulitan ekonomi, merupakan kesulitan yang dialami ketika seseorang merasakan kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi. Seperti hal nya tidak mempunyai uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas kebutuhan. Dengan adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa terdesak dan gelisah untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan kesulitan ekonomi tersebut.
- Persiapan yang tidak matang, Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus dengan persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu tetapi belum ada persiapan yang matang, maka dapat terjadi kegelisahan. Contoh nya seperti dalam menghadapi ujian, tetapi belum ada persiapan yang matang dalam menjalani ujian tersebut, maka kemungkinan perasaan gelisah akan timbul.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari
kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau
terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan
tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil.
Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas
ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup
manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki
sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal
perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah
mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya
berbeda-beda.
Contoh : Murni gadis
lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik
bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita
ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan
diri dan tak ada kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan
mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia
hidup dalam keterasingan.
Sebab – sebab keterasingan :
Bila kita memperhatikan
contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan-kawannya, hidup
menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar moral. Jadi,
sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
· Perbuatan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat, antara lain mencuri, bersikap angkuh
atau sombong.Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah mesti sesuai
dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang beragam
seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini berkembang
bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan lainnya.
Ketidaksesuaian ini bisa jadi timbul lantaran seseorang menampakkan
sikap dan perbuatan yang di mata orang lain negatif seperti misalnya
sombong, menganggap dirinya lebih tinggi, angkuh, kaku, pemarah, dan
semacamnya.Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap
kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap seperti itu menjauhkan kawan
dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan orang yang
bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin atau konflik
fisik.
· Sikap rendah diri.
Sikap rendah diri menurut
Alex Gunur adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa
dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak
atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga sikap
minder. Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya rendah, tetapi
justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak baik bagi masyarakat. Sikap
rendah diri disebabkan antara lain kemungkinan cacat fisik, status
sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena kesalahan
perbuatannya.
· Takut kehilangan hak.
Contoh : Oyong mempunyai
sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya
berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah
musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan
menjauhinya, sehingga ia terasing dari pergaulan. Jadi, bila kita
renungkan, orang hidup dalam keterasingan karena takut kehilangan
haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa takut kehilangan hak nama
baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga bila ada orang
yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
· Kerinduan.
Kadang-kadang keterasingan
disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik terhadap
keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah
satu hal yang wajar apabila seseorang yang berada jauh dari keluarga
akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya.
Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang
bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu
memenuhi kebutuhannya.
Kesepian
Kesepian berasal dari kata
sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau
kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa,
dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi. Contoh :
- Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa kesepian.
- Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
- Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang sekali.
Setiap orang pernah
mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia.
Lama atau sebentar perasaan kesepian ini bergantung kepada mental
orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian :
Bermacam-macam penyebab
terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi. Orang yang
frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak
suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Contoh :
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana,
tempat kemewahan, keramaian, dan keindahan. Karena frustasi
menyaksikan kontradiksi keadaan diluar istana yang penuh penderitaan,
maka ia meninggalkan istana dan pergi ke hutan ke tempat yang lebih
sunyi untuk mencari hakikat hidup.
Bila kita perhatikan
sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian hampir serupa, tetapi
sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada hubungannya. Perbedaan
antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Kesepian merupakan
akibat dari keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong,
angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Akibatnya, orang yang dijauhi itu hidup terasing, terpencil dari
keramaian hidup sehingga mereka merasa kesepian.
Menurut Middlebrook
(1980), ada 2 faktor penyebab kesepian yaitu :
1) Faktor Psikologis, yang
terdiri dari :
- Existential Loneliness : Kesepian yang disebabkan oleh kenyataan atau adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
- Pengalaman traumatis karena hilangnya orang-orang terdekat : Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
- Kurangnya dukungan dari orang lain atau orang-orang terdekat : Kesepian yang dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Orang yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak dalam lingkungannya.
- Adanya suatu masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan : Bila seseorang telah merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindarkan diri untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
- Memiliki rasa kurang percaya diri : Meskipun individu dapat melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
- Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan : Orang-orang yang menjengkelkan, seperti : pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
- Ketakutan untuk menanggung resiko sosial : Seseorang akan merasa takut jika terlalu dekat dengan orang lain, tidak mau bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2) Faktor Sosiologis, yang
terdiri dari :
- Takut dikenal orang lain : Seseorang akan merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
- Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial : Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy dan kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
- Kehidupan di rumah : Rutinitas kegiatan di rumah seperti : adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasakan kejenuhan.
- Perubahan pola-pola dalam keluarga : Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
- Berpindah tempat : Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang disekitarnya.
- Terlalu banyak jumlah orang dalam suatu organisasi : Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua,
atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak
jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi.
Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling
utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan
adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah
mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya,
misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis
kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian,
seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Sebab sebab ketidakpastian :
Menurut Siti Meichati
dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab
seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala
neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau
penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu
berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang
pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan
yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi,
apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie adalah rasa
ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu
hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang
yang takut terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia
terus menelusuri jalan mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia
ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi ialah adanya
keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya, sehingga
ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat
baginya, dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria ialah neurose
jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau
sugesti dari sikap orang lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang
cukup manis, suatu hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan
seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk
di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang
tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai
akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi
tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat
digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang
dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami
oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap
dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada
perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan
sendiri). Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah,
ia makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara)
tidak menentu.
7. Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu,
seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah
menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu
makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira
dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi,
tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan
menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka
mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung
menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan
tenang dan baik.
Usaha Untuk Mengatasi Kegelisahan dan Ketidakpastian
Kita tahu bahwa kita hidup
di dunia ini sudah ada yang mengatur. Yakni Allah SWT. Segala urusan
kita sebenarnya sudah di atur olehNya semenjak kita masih ada di
dalam kandungan. Maka sudah kewajiban kita sebagai makhluk ciptaanNya
harus bertaqwa dan beriman kepadaNya. Dalam mengatasi kegelisahan
usaha yang dapat kita lakukan yang pertama yakni harus mulai dari
diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang.
Dengan sikap tenang, maka kita dapat berpikir tenang pula. Sedangkan
cara yang paling efektif adalah dengan berserah diri kepada Allah
SWT.
Yang pertama kita
instropeksi pada diri kita sendiri, mengapa hal itu terjadi, apa
penyebabnya dan sebagainya. Kita harus bersedia menerima sesuatu yang
terjadi pada diri kita dengan sabar, tabah niscaya srasa gelisah yang
ada dalam diri kita akan hilang. Kemudian yang paling utama yaitu
berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh sabar, tabah, dan ikhlas
sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita sebab Allah adalah Dzat
Yang Maha Pemurah, Maha Pengampun, Maha Pengasih serta Maha Penyayang
setiap umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.
Dengan cara mendekatkan
diri kepada Allah dan berserah diri dihadapan Allah dengan
sungguh-sungguh dan dibarengi dengan hati yang bersih, niat yang
ikhlas dan tulus dari dalam hati kita, maka lama kelamaan kegelisahan
pun akan hilang dengan sendirinya. Mendekatkan diri bukan hanya
dengan cara melalui hubungan vertikal dengan Sang Maha Pencipta saja,
tetapi juga melalui hubungan horizontal dengan sesama umat manusia
sebagaimana yang diperitahkan oleh Allah SWT.
Source :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab10-manusia_dan_kegelisahan.pdf
Komentar
Posting Komentar