Tugas 3 Ilmu Budaya Dasar
Ahmad Zakaria
1IA26 / Teknik Informatika
57415571
Manusia dan Keindahan
Apakah Keindahan Itu ?
Kata keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan
adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak
terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu
yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat
dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Menurut The Liang Gie dalam
bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris
keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa
Perancis–“beau”, sedang Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata latin
“bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai
bentuk’ pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis
“bellum. Menurut cakupannya orang hams membedakan antara keindahan sebagai
suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk
perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty
(keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan
filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan raja.
Perbedaan Antara Keindahan Sebagai Kualitas Abstrak dan Sebagai Sebuah Benda yang Indah
Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak
(Beauty as an abstract quality) menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan
bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang
tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita. Keindahan
sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di
mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh
orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya.
Sedangkan keindahan sebagai
sebuah benda tertentu yang indah adalah keindahan yang memiliki konsep
pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang
dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan
dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam bentuk benda:
Secara alami : Manusia menaruh rasa kagum atas keindahan
alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa.
Buatan tangan : Karya seni yang memiliki nilai estetika yang
dapat dinilai oleh manusia.
Menurut
cakupan orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalitas yang
abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Dalam pembatasan filsafah
kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Pengertian Keindahan seluas-luasnya
Dalam artian luas, pengertian ini masih diambil dari bangsa
yunani yang didalamnya mencakup pula kebaikan. Menurut beberapa ahli antara
lain :
Plato
mengatakan bahwa watak yang indah adalah hokum yang indah.
Aristoteles
mengatakan bahwa keondahan merupakan sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan.
Plotinus
menuliskan dalam bukunya tentang ilmu yang indah dan kebijakan yang indah.
Dari beberapa ahli tersebut, bangsa Yunani tetap mengatakan
bahwa keindahan adalah sesuatu ilmu dan ada yang indah dan akan terus
berlangsung.bangsa yunani lebih berbicara tentang arti keindahan dalam arti
estetik yang disebut sebagai ‘symmetria” untuk keindahan yang berdasarkan
penglihatan semata dan harmonia untuk keindahan yang berdasarkan pendengaran.
- Keindahan Seni : Seni sering sekali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya. Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
- Keindahan Alam : Keindahan yang ada di sekitar kita, keindahan yang dapat dinikmati dengan mengamati pemandangan yang menakjubkan dari lingkungan sekitar kita.
- Keindahan Moral : Keindahan yang terwujud dari sikap dan perilaku baik yang dilakukan manusia dengan ikhlas.
- Keindahan Intelektual : Keindahan berdasarkan ilmu pengetahuan
Nilai Estetik
Pengertian Estetik
Keindahan dalam arti estetik
murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan,
yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna. Dalam rangka teori umum tentang
nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai
salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai
pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Perbedaan Nilai Ekstrinsik dan Intrinsik
Nilai Ekstrinsik
adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat
sebagai alat atau membantu.
Nilai Instrinsik
adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai sesuatu
tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.
Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan
sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan
dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu
itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas,
maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan.
Sedangkan Ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk
merasakan, menikmati keindahan. Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan
dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin
faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni daripada
menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati keindahan
tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.
Renungan
Merenung adalah aktifitas berfikir mendalam (deep thinkings)
yang sungguh berbeda dengan termenung. Merenung adalah secara diam-diam
memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam. Sedangkan termenung adalah
gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan
ofektivitasnya karena memang sedang out of control. Termenung bias dikatakan
meratapi hidup, orang termenung pasti melakukan dialog dengan diri sendiri.
Berarti hal ini banyak menguraikan masalah dari termenung, orang berbicara
dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara hati dan otak. Renungan
berasal dari kata renung artinya memikirkan sesuatu jadi Renungan adalah
pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal
Teori-Teori
Dalam Renungan
- Teori Pengungkapan Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (Seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.
- Teori Metafisik Merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.
- Teori Psikologis Salah satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan y menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
Keserasian
Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang.
Terdapat 2 teori keserasian
a. Teori Objectif dan Subjectif
Salah satu persoalan pokok dari
teori keindaha adalah mengenai sifat dasar dari keindahan . apakah keindahan
merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran
orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah
dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori ogjektif dan subjektif.
Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang
mencipta nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk
indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Yang menjadi
masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang memnuat sesuatu benda menjadi indah
atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama
berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu.
Pendapat lain menyatakan bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhnya
asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda. Pendukung teori objectif
adalah Plato dan Hegel.
Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan
suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang
mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada penerapan
dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai
estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu
pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Pendukung nya
adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry dan Edmund Burke.
b. Teori Perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni
secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah
kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya
tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup,
penggembaraan, dan pelimpahan.
Teori pengimbangan tentang
keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni
secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap
sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian).
Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai
perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Teori ini hanya berlaku dari abad
ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut
runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam
seni.
Keindahan hanya ada pada pikiran
orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan
sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya
hidup, pengambaran, pelimpahan, dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak
mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
Komentar
Posting Komentar