Trip to Jekardah (part2)
Kali ini second trip gue ke jakarta naik kereta tanpa orang tua, hahay. Beda sama yg pertama, kali ini engga mendadak. Kali ini pas liburan setelah UAS kelas XI, beberapa hari sebelum ramadhan.
Awal cerita seperti biasa, di hari yg gabut, liburan di rumah gajelas. Gue iseng googling, nemu artikel tentang Pasar Senen. Why dinamakan Senen? Cuma buka dihari senin? Thats true, tapi itu dulu, mulai tahun 1766 pasar itu dibuka selain hari senin. Nah di pasar itu ada tempat jual barang bekas dan menurut yg gue baca, harganya bener-bener murah cuy. Kaos aja ada yg serebu perak wkwkwkwk. Berhubung gue juga lagi butuh barang, tapi duit lagi tak bersahabat. Yaa tertariklah sama tempat ini. Siapa tau dapet "harta karun" yg tersembunyi di sana, hahay.
Kan ga seru dong jauh-jauh cuma ke pasar, after searching gue nemu Museum Kebangkitan Nasional. Tempatnya ga jauh dari pasar. Gue ajak beberapa teman dan yg mau ikut cuma Fachri, Husna, dan Atis. Mereka classmate gue pas kelas XI.
Pagi itu kami kumpul dulu di rumah Fachri. Kali ini gue bawa sepeda sendiri, hahay. Tapi kali ini kita ga naik kereta, setelah tanya-tanya katanya lebih enak naik bis. Yaudah kita naik bis, secara dari kita ber4 gaada yg pernah ke Senen sendiri. Gue lupa naik bis apa, intinya kita turun tepat di pasar senennya.
For your info, waktu pembangunan Pasar Senen bersamaan dengan waktu pembangunan Pasar Tanah Abang, yakni pada 30 Agustus 1735 oleh seorang tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck dari lahan milik anggota Dewan Hindia bernama Corrnelis Chastelein. Pasar senen ini juga pernah kebakaran hebat pada hari jumat, 25 April 2014. Bangunan yang terbakar pas banget di bagian pakaian bekas yg gue incer -__-" Kita muterin pasar itu siang bolong, panas, dan.. tak kunjung menemukan tempatnya, and then kita nemu kayak tenda-tenda gitu di emperan pasarnya, ternyata itu tempat pakaian bekasnya. Banyakkk, rame, engap, panas, lemah letih lesu dan lapar. Itu yg kita rasain, karna itu mood gue jadi ilang. Finally kita ga beli apa-apa --"
Kita makan siang di KFC antrium tepat berhadapan sama Pasar Senennya. After that kita lanjut ke Museum Kebangkitan Nasional. Dengan modal nekad dan GPS, kita jalan dg harap-harap cemas. Benar-benar polos, gatau apa-apa dg wilayah itu. Setelah maksa husna buat nanya ke everyone yg kita lalui *halah, akhirnya kita smpai di lokasi museum itu. Ga jauh dari Pasar Senen, tepatnya di Jalan Abdurrahman Saleh No.26, sebelum RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Awalnya kita ragu itu museumnya atau bukan. Tapi kita lihat loket nya di pintu masuk, seinget gue htm waktu itu 2ribu. Tapi kita dibolehin masuk begitu aja dg cuma-cuma, alias gratissss. Gue juga bingung knp digratisin. Ternyata... sepi banget broo, serasa cuma kita pengunjungnya.
Tapi ada beberapa pengunjung lain juga sih. Enak deh sepi gitu, jadi bebas foto-foto tanpa takut malu/malu-maluin haha. Oya fyi museum ini dulunya digunain buat sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen disingkat STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputra. Maka dari itu banyak dipajang peralatan kedokteran jaman dulu. Ada juga manekin/patung-patung orang pada jaman itu. Ada tempat seperti asrama gitu lengkap dg lemari dan kasurnya. Karena sepi jadi rada horror juga sih hehe.
Setelah shalat ashar di sana, kita beranjak pulang. Karna kapok naik bis, takut macet lagi jadi kita memutuskan untuk naik kereta. Jalan ke stasiun senennya lumayan jauh dan yg bikin bete.. jalan yg dekat kita harus melewati pasar senen itu lagi, kali ini dibagian sayur-sayuran dan daging-daging gitu. And then pas udh sampe stasiun kita gatau harus ngapain. Setelah banyak tanya-tanya, akhirnya kita naik kereta juga haha.
Tapi kita blm tenang, di dalem kereta juga masih pada bingung --" Waktu itu ada ibu-ibu yg mau bantuin kita, macem tour guide gitu haha. Kasian kali ya, jadi kita ngikutin dia aja macem anak bebek wkwkwk, kebetulan arahnya sama. Finally kita sampe stasiun bekasi dengan selamat, hahay. Karna motor dan sepeda nitip di rumah Fachri, jadi kita naik angkot dari stasiun, itu juga kita bingung naik angkot apa. Karna gue terlalu lelah buat gowes, jadi sepedanya gue tinggal, besoknya baru gue ambil. Ke rumah jadi lanjut naik angkot.
Pokoknya itu pengalaman banget dah, gila-gilaan. Lanjut next trip.....
Komentar
Posting Komentar